Banyak yang mulai bisnis online dengan berjualan melalui media sosial. Ini memang cara paling mudah dan murah.
Selanjutnya, jika bisnis Anda sudah berjalan. Anda akan beranjak menggunakan marketplace.
Jika Anda sudah siap lebih serius menjalankan pemasaran online untuk produk atau jasa, lakukan langkah berikut ini:
1. Investasi nama domain
Amankan brand Anda dengan membeli nama domain yang sesuai.
Saat ini, cukup banyak kasus sengketa domain yang terjadi di Indonesia, ataupun di luar negeri.
Jika brand Anda tergolong besar dan sudah didaftarkan, sengketa kepemilikan domain kelak bisa Anda menangkan meski memakan waktu dan konsentrasi.
Namun, jika brand Anda belum terlalu besar, kehilangan nama domain sesuai nama brand adalah kerugian besar yang semestinya bisa dihindari.
Saat ini, harga domain hanya berkisar antara Rp100.000 – Rp200.000 per tahun.
Anda tak akan rugi memiliki domain sesuai brand, atau nama pribadi.
2. Membangun website
Sudah ada marketplace, buat apa punya website?
Saya mau ngevlog saja, apa masih perlu website pribadi?
Jawabannya, ya!
Website adalah rumah utama dari semua jejak Anda di landskap digital, baik berupa blog personal, situs perusahan, ataupun toko online.
Website adalah etalase.
Membangun website sendiri juga sudah tergolong mudah, dan biaya hosting per bulan sudah sangat terjangkau.
Rumahweb, misalnya, menyediakan paket hosting mulai 20 ribuan per bulan,
Website ini sendiri dibuat menggunakan WordPress, dilengkapi plugin Elementor yang sangat mempermudah dan mempercepat proses pembuatan website.
Kurang dari delapan jam, website sudah bisa aktif, sambil terus dikembangkan sedikit demi sedikit.
Jika Anda menggunakan WordPress, tersedia banyak template desain gratis yang berkualitas.
Namun untuk fitur yang lebih lengkap, investasi Anda membeli template tidak akan lebih mahal dari Rp1 juta rupiah di Themeforest.net.
3. Mengoptimalkan Marketplace
Jika Anda berjualan banyak produk, dan sudah menggunakan marketplace seperti Tokopedia atau Bukalapak, maka Anda tak perlu repot membangun toko online di website.
Apalagi jika Anda tak punya cukup banyak sumber daya untuk itu.
Gunakan website sebagai etalase produk, dan rumah buat content marketing bisnis Anda.
4. Menggunakan Media Sosial yang Tepat
Idealnya, brand kita perlu terlihat di kanal sosial yang populer.
Misalnya, Facebook, Instagram, Twitter,
Atau Whatsapp dan Line.
Namun, masalahnya, ada empat hal yang harus disiapkan.
Yaitu waktu, biaya, tenaga, dan ilmu.
Jika masih terbatas, fokuskan pada satu platform saja, maksimal dua.
Dan jangan gunakan fitur sharing otomatis antar platform karena tak berdampak positif.
Pilih media sosial yang cocok karakternya dengan produk Anda, dan merupakan tempat target audiens Anda berada.
Jika Anda menjual produk fashion yang ditargetkan untuk anak muda, Instagram tentu platform yang tepat.
Tapi jika Anda menjual produk tanaman hias, dan bisa dikirim ke luar kota, bisa jadi Facebook adalah media sosial yang paling menguntungkan.
5. Membangun basis data secara online
Jika Anda sudah berjualan produk/jasa secara offline, maka Anda pasti sudah memiliki data kontak para pelanggan.
Nah, kini saatnya membangun basis data pelanggan lebih terorganisir.
Dorong pelanggan lama untuk bertransaksi secara online sehingga data mereka bisa tercatat oleh sistem.
Misalnya, tawarkan diskon yang menarik untuk pembelian pertama.
Transaksi online ini penting untuk membaca data,
Kelak, dari data penjualan di marketplace, Anda bisa mendapat banyak insight.
Apa saja produk yang laris, dan kenapa.
Siapa saja pembeli yang sudah melakukan transaksi berulang kali.
Berdasarkan data tersebut, mengikuti prinsip pareto, Anda bisa fokus pada 20% produk yang menghasilkan omset paling besar, dan 20% pelanggan dengan transaksi paling banyak.
Untuk menambah omset, tambah diversfikasi produk yang masih punya benang merah dan bersifat melengkapi.
Untuk 20% pelanggan terbaik bagi bisnis Anda, jangan ragu memberi perhatian ekstra, Sebab mereka lah yang berpotensi mempromosikan brand Anda kepada teman-temannya.
Misalnya, Anda bisa mengirimkan konten di hari-hari tertentu.
Atau jika memungkinkan, Anda bisa menawarkan program client get client.
Dengan basis data pelanggan dan transaksi yang terorganisir, Anda akan lebih mudah membaca insight untuk menetapkan strategi pemasaran online berikutnya.